Minggu, 27 November 2011

Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil

 Nama : Rio Guno Saktio
 Npm    : 26211247
 Kelas  : 1EB08


BAB 4
Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil

4.1 Kewiraswastaan, wiraswasta, wiraswastawan
Kewiraswastaan (entrepreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk berisiko menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntngan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang di bangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja,minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut Wiraswasta.
Sisi keuntungan berwiraswasta adalah kemungkinan untuk mengatur tingkat keuntungan yang diharapkan (semakin giat usaha dan waktu yang dicurahkan, akan semakin besar harapan perolehan keuntungannya). Sedangkan sisi kerugian berwiraswasta adalah tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan usaha.
4.1.1 Wiraswastawan
Pengertian Wiraswastawan menunjuk kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
• Berdiri diatas kekuatan sendiri
• Mengambil keputusan untuk diri sendiri
• Menetapkan tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
• Menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan
• Mengambil resiko
• Memanfaatkan kesempatan yang ada
• Supel, fleksibel dalam bergaul, mampu dan mau menerima kritik membangun, dan melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain.
• Mengkoordinasi pengelolaan penanaman modal atau sarana produksi
• Memperkenalkan fungsi faktor produksi baru
• Memperhatikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang
Dalam kaitannya dengan kemajuan perusahaan, peranan Wiraswastawan adalah :
• Memimpin usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
• Mencari keuntungan bisnis
• Membawa perusahaan kearah kemampuan, perkembangan, serta kontinuitas
• Memperkenalkan hasil produksi baru
• Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
• Membuka pasar
• Merebut sumber bahan mentah atau pun setengah jadi
• Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru
4.1.2 Unsur-unsur Penting Wiraswasta
Unsur-unsur tersebut adalah unsur pengetahuan, unsur keterampilan, unsur sikap mental, dan unsur kewaspadaan.
Unsur Pengetahuan mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang.
Unsur keterampilan pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang dilengkapi dengan keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Unsur sikap mental menggambarkan reaksi sikap dan mentak seseorang ketika menghadapi suatu situasi. Untuk berwiraswasta, secara umum dituntut adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif.
Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang.
4.2 Perusahaan Kecil Dalam Lingkungan Perusahaan
Perusahaan kecil memegang peran penting dalam komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukkan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dalam kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Electric, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, pada mulanya di mulai dari kecil.
4.2.2 Cara Memasuki Perusahaan
Secara umum ada tiga cara untuk memasuki perusahaan dan menjadikannya sebagai hak milik. Ketiga cara tersebut adalah:
1. Membeli perusahaan yang telah dibangun
2. Memulai perusahaan baru
3. Membeli hak lisensi ( Franchising/waralaba )
Ad 1. Membeli perusahaan yang telah dibangun
Membeli perusahaan yang telah dibangun dapat memberikan sejumlah keu ntungan untuk dalam kaitannya dengan lokasi perusahaan, evaluasi kinerja perusahaan, efisiensi usaha/waktu, maupun efisiensi dalam biaya pendirian.
Pada umumnya orang berkenan membeli perusahaan yang telah dibangun, bilamana atas dasar pengalaman dan fakta dirasakan bahwa lokasi perusahaan telah terjamin dan menguntungkan. Jadi, menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kelayakan lokasi.
Dalam kaitannya dengan pengambilalihan atas pertimbangan kinerja perusahaan, tentunya pihak pengambil alih telah memperhitungkan kemampuan perusahaan atas dasar catatan-catatan pelaksanaan yang nyata dapat dipelajari sehingga dapat dilakukan penilaian tentang kesehatan perusahaan ( misalnya catatan mengenai utang pajak, laporan keuangan yang diaudit, pembukuan penjualan, urusan dengan pengadilan, dan sebagainya).
Dengan mengambil alih perusahaan yang telah dibangun, berarti telah tersedia modal, teknologi, tenaga kerja, dan bahkan pelanggan. Bilamana ketersediaan semua itu disertai dengan kemampuan yang memadai , maka pelaksanaan operasi produksi dapat langsung diajalankan segera mungkin setelah pengambilalihan selesai.
Ad.2 Memulai Perusahaan Baru
Memulai perusahaan baru akan merupakan upaya yang menguntungkan bilamana tak ada kemungkinan membeli perusahaan yang sudah dibangun atau pembelian perusahaan yang sudah ada itu di perhitungkan tidak menguntungkan (karena perusahaan yang akan di ambilalih dinilai tidak sehat, operasionalnya tidak efisien, pasarnya tidak memadai, pekerjaannya tidak kompeten, peralatan dan teknologinya sudah ketinggalan zaman, dan sebagainya). Pembuatan perusahaan baru memungkinkan pemilik untuk memilih lokasi, seleksi dalam rekrutmen tenaga kerja, pemilihan merek dagang, teknologi, jenis peralatan, dan sebagainya.
Ad.3 Pembelian Hak Lisensi (Franchising/Waralaba)
Pembelian hak lisensi (franchising) dapat merupakan suatu keuntungan tersendiri karena adanya kerjasama antara si pembeli hak lisensi (franchisee) dengan pihak yang hak lisensinya di beli (franchisor). Dalam franchising terjadi hubungan bisnis yang berkesinambungan antara franchisee dengan franchisor. Franchising merupakan suatu persatuan lisensi menurut hukum antara suatu pabrik (manufakturing) atau perusahaan yang menyelenggarakan, dengan penyalur (dealer) untuk melaksanakan kegiatan.
System waralaba (franchising) sendiri di mulai dengan apa yang disebut “product franchise”(Waralaba Produk), yang lebih merupakan usaha keagenan seperti keagenan Mesin Jahit Singer,Keagenan Sepatu Bata, dan sejenisnya.
(1) Tipe-tipe Franchising
Dalam praktek pelaksanaan nya, dijumpai adanya beberapa jenis franchising, yaitu:
1.Trade name franchising
Dalam hal ini, franchise memperoleh hak untuk memproduksi.
2.Product distribution franchising
Dalam hal ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah
tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
3.Pure Franchising/Business format
Dalam hal ini franchisee memperoleh hak seluruhnya, mulai dari
trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian, kualitas, dan lain-lain.
(2) Keuntungan dan Kerugian Franchising
Keuntungan bisnis franchising ditnjukkan oleh:
• Pengalaman dan faktor sukses
• Bantuan keuangan dari franchisor
• Brand name dan reputasi
• Bisnis sudah terbangun
• Standarisasi mutu
• Biaya produksi rendah
• Kesiapan manajemen
• Bantuan manajemen dan teknik
• Profit lebih tinggi
• Perlindungan wilayah
• Memperoleh manfaat market research dan product deveploment
• Risiko gagal kecil
• Franchisor memberikan bantuan berupa:
(a) Pelatihan manajemen dan staf serta rekrutmen karyawan
(b) Pemilihan dan pengkajian lokasi
(c) Rancangan fasilitas dan rencana bangunan
(d) Spesifikasi peralatan dan produk
(e) Dukungan promosi dan iklan
(f) Bantuan pada pembukaan franchise
(g) Bantuan dalam pendanaan
(h) Pengawasan yang berlanjut
Kerugian-kerugian franchising :
• Program pelatihan franchisor terkadang jauh dari harapan
• Franchisor hanya sedikit memberikan kebebasan
Sebelum telah disinggung bahwa franchising memberikan keuntungan bagi franchisee maupun franchisor. Secara umum keuntungan bagi franchisor adalah:
• Usaha berkembang dengan investasi kecil
• Adanya pengembangan outlet
• Memperoleh orang yang lebih gigih
• Diskon yang diperoleh dari skala ekonomi
• Memperoleh masukan yang lebih customerized
4.3 Perkembangan Franchising di Indonesia
Perkembangan usaha Waralaba di Indonesia saat ini dan di masa mendatang mempunyai prospek yang baik dan semakin pesat kemajuannya, karena dapat memberikan manfaat bagi franchisor dan franchiseenya maupun bagi konsumen (mendapatkan jaminan produk yang bermutu), menyediakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja Indonesia.
Franchisee yang berkembang di Indonesia, baik franchise lokal maupun asing, dapat di berikan contoh sebagai berikut:
Franchisee lokal, misalnya:
• Fast food
Contohnya ayam goring Ny Tanzil, California fried chicken, Beef Bowl, Isabento.
• Restaurant/café/bar
Contohnya Ayam goring Mbok Berek, Ayam goreng Ny. Suharti, Kurumaya, Es teller 77, Delly joy, King Fried Chicken & Steak, Laura Arfura, Mie Tek Tek
• Pizza/es krim/donut/cakes
Contohnya Holland Bakerry, Croisant de France, Nila Chandra Cakes
Franchisee asing, misalnya:
• Fast food
Contonya KFC, Texas Fried Chicken, MC Donald, A & W, Wendys, Hoka-Hoka Bento, O La La
• Restaurant/Café/Bar
Contohnya Red Lobster, Panderosa, Sizzler, Hong Bin Lao, Black Angus, Fashion Café, Hard Rock, Kenny Rogers
• Pizza/es krim/yogurt/donut
Contohnya Pizza Hut, Round table pizza, Jolli Bee, Baskin Robins, Dunkin Donuts, Swensens, Yogen Fruzz.
• Soft Drink
Contohnya Green Spot, Coca Cola, Pepsi Cola, Gatorade, dll.
Bidang Usaha Franchisee
 Makanan & Minuman
 Retail (food & non food)
 Salon rambut/kecantikan
 Binatu/jasa perbaikan
 Pelatihan/jasa konsultasi
 Senam kebugaran(fitness) & Perawan jasmani
 Produk
 Printing/photo/furniture
Sedangkan perkembangan franchise local dan asing dari tahun ke tahun adalah:
Tahun Francisee Lokal Franchisee Asing
1991 21 unit 6 unit
1994 21 unit 68 unit
1995 26 unit 113 unit
1996 33 unit 119 unit
1997 36 unit 114 unit
1998 42 unit 105 unit
1999 48 unit 69 unit
Sumber: Bisnis Indonesia, 1999
4.3.1 Kiat-kiat Memilih Usaha Waralaba (franchising)
1. Produk yang dijual harus disukai oleh semua orang.
2. Merek dagang produk harus sudah dikenal, paling sedikit di 5-0 negara. Merek tersebut biasanya sudah sering di publikasikan melalui media massa sehingga dapat langsung memasuki pemasaran dan berkembang begitu outletnya dibuka.
3. Harus standar dalam segala aspek (produk, manajemen, tata ruang dan lain-lain) perusahaan pemberi waralaba telah memiliki balai pendidikan dan fasilitas latihan.
4.3.2 Jenis-Jenis Usaha yang Potensial Di waralabakan
1. Produk dan Jasa Otomotif
2. Bantuan dan Jasa Bisnis
3. Produk dan Jasa Kontruksi
4. Jasa Pendidikan
5.Rekreasi dan Hiburan
6. Fastfood dan Take Away (makanan siap saji)
7. Stan Makanan/Food Stalls
8. Perawatan Kesehatan, medis dan Kecantikan
9. Jasa Membersihkan Karpet, Pemasangan Gorden, Kebersihan Rumah, Perawatan, Perbaikan Furniture dan Barang-barang Manufaktur, dan lain-lain.
10. Eceran/Retailing
4.4 Ciri-Ciri Perusahaan Kecil
Secara umum pengertian perusahaan kecil mengacu pada cirri-ciri berikut:
• Manajemen berdiri sendiri
• Investasi modal terbatas
• Daerah operasinya local
• Ukuran secara keseluruhan relative kecil
Untuk memperjelas gambaran tentang perusahaan kecil, akan dicoba di kontraskan cirri-ciri perusahaan besar seperti berikut:
Perusahaan Kecil Perusahaan Besar
Umumnya di kelola oleh pemiliknya
Stuktur organisasi sederhana
Hubungan pemilik dengan karyawan dekat
Persentase kegagalan perusahaan tinggi
Kurangnya tenaga manajer yang andal
Sulit memperoleh modal jangka panjang
Biasanya di kelola oleh bukan pemiliknya
Struktur organisasinya kompleks
Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
Persentase kegagalan perusahaan rendah
Banyak manajemen handal
Modal jangka panjang biasanya relative mudah di peroleh
4.4.1 Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil
Fakta menunjukkan banyak wiraswastawan memulai aktivitasnya dalam bentuk perusahaan kecil sebelum akhirnya berkembang menjadi besar. Berbagai bidang usaha memberikan kesempatan usaha, tingkat perolehan keuntungan, maupun tingkat risiko yang berbeda-beda. Contoh berbagai bidang usaha tersebut adalah usaha tani, usaha peternakan, industry agroturisme, ( pariwisata pertanian ), usaha jasa dan lain-lain. Dalam berbagai bidang usaha tersebut, dewasa ini perusahaan-perusahaan jasa alternative pilihan yang menarik dan berkembangdengan pesat.
4.4.2 Keuntungan Perusahaan Kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih di mungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relatif kecil, sehingga penyesuain terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
4.4.3 Kelemahan Perusahaan Kecil
Perusahaan dengan ukuran apa saja ( besar, sedang, maupun kecil) selalu mengandung risiko, disamping keuntungannya. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan dan lokasi yang buruk. Pada bagian sbelumnya telah di singgung kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhdap karyawannya.
4.4.4 Mengembangkan Perusahaan Kecil
Untuk mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal; profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, strategi persaingan dan rencana operasi, rencana arus uang kontan, dan analisis pulang pokok ), serta paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang diminta, alasan pembenaran, jadwal pembayaran kembali dan ketentuan-ketentuan pembayaran). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan perusahaan memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan menajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan, dan strategi untuk merencanakan persaingan pasar.
Pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak dapatdi penuhi para pesaing:
• Pelayanan yang lebih baik
• Ruang pamer yang lebih menarik
• Kualitas lebih baik dengan harga sama
• Harga lebih murah dengan kualitas sama
• Jaminan yang lebih baik dalam keselamatan pemakaian produk
• Pelayanan kepada pelanggan dengan pendekatan yang lebih baik
• Pemberian informasi produk dan advertensi yang lebih baik dan menarik
• Susunan toko yang lebih menyenangkan dan nyaman
• Tampilan kemasan yang lebih menarik
4.4.5 Kegagalan perusahaan kecil
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan perusahaan kecil. Sebagaian penyebab kegagalan telah di sebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dan lain-lain. Secara umum, tanda-tanda kegagalan perusahaan di tunjukkan oleh:
• Penjualan yang menurun pada beberapa periode pembukuan
• Perbandingan utang yang semakin tinggi
• Biaya operasi yang saling meningkat
• Pengurangan dalam modal kerja
• Penurunan dalam keuntungan
• Peningkatan kerugian
Bila tanda-tanda kegagalan tersebut mulai terlihat, perlu dipikirkan beberapa tindakan perbaikan berikut :
• Mengurangi biaya-biaya operasi
• Berusaha untuk meningkatkan penjualan melalui perbaikan metode pemasaran maupun iklan
• Peninjauan kembali kerugian-kerugian kredit untuk menghindari risiko-risiko buruk
• Memeriksa ulang posisi persediaan untuk menentukan kecukupan persediaan
4.5 Perbedaan antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur
Usaha Kecil Entrepreneur Teknopreneur
Motivasi
-Sumber hidup-Tingkat keamanan-Bekerja sendiri-Ide khusus-Personaliti pemilik
-Motivasi mendominasi-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan-Akumulasi kekayaan
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan resiko
-sukses dengan teknologi baru-Finansial, nama harum Kepemilikan
-Pendiri/rekan bisnis
-saham pengendali-Maksimalisasi keuntungan
-Penguasaan pasar-Saham kecil dari kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
Gaya Manajerial
-Trial dan error-Lebih personal-Orientasi local
-Menghindari resiko
-Arus kas stabil
-Mengikuti pengalaman
-Profesionalisme-Resiko pada menejeman
-Pengalaman terbatas-Fleksibel-Target strategi global
-Inovasi produk berkelanjutan
Kepemimpinan
-Jalan hidup-Hubungan baik
-Dengan contoh-Kolaborasi-Kemenangan kecil
-Otoritas tinggi-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi-manajemen baru
-Perjuangan kolektif-Sukses masa depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis-Menghargai kontribusi dan pencapaian
R&D dan Inovasi
-Mempertahankan bisnis-Pemilik bertanggung jawab
-Siklus waktu yang lama-Akumulasi teknologi sangat kecil
-Bukan prioritas utama, kesulitas mendapatkan penelitian-Mengandalkan franchise, lisensi
-Memimpin dalan riset dan inovasi, IT, biotek global-Akses ke sumber teknologi
-Bakat sangat tinggi-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
Outsourcing dan Jaringan Kerja
-Sederhana-Lobi bisnis langsung
-Penting tapi sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
-Pengembangan bersama tim outsourcing-Banyak penawaran
-Science and technology park Potensial Pertumbuhan
-Siklus ekonomi-Pemimpin pasar dalam waktu singkat dengan proteksi, monopoli, ologopoli
-Pasar berubah dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi baru
-Aliansi global untuk mempertahankan pertumbuhan
Target Pasar
-Lokal-Kompetisi dengan produk di pasar
-Penekanan biaya -Penguasaan pasar nasional
-Penetrasi pasar mamakan waktu lama-Produk baru untuk pelanggan baru
-Pasar global sejak awal
-jaringan science and tech.park-penekanan time to market, presale dan postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru
Sumber : Amir Sambodo,Makalah Seminar Pengembangan TeknopreneurshipJakarta, 10 Agustus 2006
Teknopreneur adalah pengusahan yang membangun bisnisnya berdasarkan keahliannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menghasilkan prosuk inovatif yang berguna tidak hanya bagi dirinya, tetapi bagi kesejahteraan bangsa dan negaranya.

BAB 4
Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil

4.1 Kewiraswastaan, wiraswasta, wiraswastawan
Kewiraswastaan (entrepreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk berisiko menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntngan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang di bangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja,minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut Wiraswasta.
Sisi keuntungan berwiraswasta adalah kemungkinan untuk mengatur tingkat keuntungan yang diharapkan (semakin giat usaha dan waktu yang dicurahkan, akan semakin besar harapan perolehan keuntungannya). Sedangkan sisi kerugian berwiraswasta adalah tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan usaha.
4.1.1 Wiraswastawan
Pengertian Wiraswastawan menunjuk kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
• Berdiri diatas kekuatan sendiri
• Mengambil keputusan untuk diri sendiri
• Menetapkan tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
• Menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan
• Mengambil resiko
• Memanfaatkan kesempatan yang ada
• Supel, fleksibel dalam bergaul, mampu dan mau menerima kritik membangun, dan melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain.
• Mengkoordinasi pengelolaan penanaman modal atau sarana produksi
• Memperkenalkan fungsi faktor produksi baru
• Memperhatikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang
Dalam kaitannya dengan kemajuan perusahaan, peranan Wiraswastawan adalah :
• Memimpin usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
• Mencari keuntungan bisnis
• Membawa perusahaan kearah kemampuan, perkembangan, serta kontinuitas
• Memperkenalkan hasil produksi baru
• Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
• Membuka pasar
• Merebut sumber bahan mentah atau pun setengah jadi
• Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru
4.1.2 Unsur-unsur Penting Wiraswasta
Unsur-unsur tersebut adalah unsur pengetahuan, unsur keterampilan, unsur sikap mental, dan unsur kewaspadaan.
Unsur Pengetahuan mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang.
Unsur keterampilan pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang dilengkapi dengan keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Unsur sikap mental menggambarkan reaksi sikap dan mentak seseorang ketika menghadapi suatu situasi. Untuk berwiraswasta, secara umum dituntut adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif.
Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang.
4.2 Perusahaan Kecil Dalam Lingkungan Perusahaan
Perusahaan kecil memegang peran penting dalam komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukkan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dalam kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Electric, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, pada mulanya di mulai dari kecil.
4.2.2 Cara Memasuki Perusahaan
Secara umum ada tiga cara untuk memasuki perusahaan dan menjadikannya sebagai hak milik. Ketiga cara tersebut adalah:
1. Membeli perusahaan yang telah dibangun
2. Memulai perusahaan baru
3. Membeli hak lisensi ( Franchising/waralaba )
Ad 1. Membeli perusahaan yang telah dibangun
Membeli perusahaan yang telah dibangun dapat memberikan sejumlah keu ntungan untuk dalam kaitannya dengan lokasi perusahaan, evaluasi kinerja perusahaan, efisiensi usaha/waktu, maupun efisiensi dalam biaya pendirian.
Pada umumnya orang berkenan membeli perusahaan yang telah dibangun, bilamana atas dasar pengalaman dan fakta dirasakan bahwa lokasi perusahaan telah terjamin dan menguntungkan. Jadi, menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kelayakan lokasi.
Dalam kaitannya dengan pengambilalihan atas pertimbangan kinerja perusahaan, tentunya pihak pengambil alih telah memperhitungkan kemampuan perusahaan atas dasar catatan-catatan pelaksanaan yang nyata dapat dipelajari sehingga dapat dilakukan penilaian tentang kesehatan perusahaan ( misalnya catatan mengenai utang pajak, laporan keuangan yang diaudit, pembukuan penjualan, urusan dengan pengadilan, dan sebagainya).
Dengan mengambil alih perusahaan yang telah dibangun, berarti telah tersedia modal, teknologi, tenaga kerja, dan bahkan pelanggan. Bilamana ketersediaan semua itu disertai dengan kemampuan yang memadai , maka pelaksanaan operasi produksi dapat langsung diajalankan segera mungkin setelah pengambilalihan selesai.
Ad.2 Memulai Perusahaan Baru
Memulai perusahaan baru akan merupakan upaya yang menguntungkan bilamana tak ada kemungkinan membeli perusahaan yang sudah dibangun atau pembelian perusahaan yang sudah ada itu di perhitungkan tidak menguntungkan (karena perusahaan yang akan di ambilalih dinilai tidak sehat, operasionalnya tidak efisien, pasarnya tidak memadai, pekerjaannya tidak kompeten, peralatan dan teknologinya sudah ketinggalan zaman, dan sebagainya). Pembuatan perusahaan baru memungkinkan pemilik untuk memilih lokasi, seleksi dalam rekrutmen tenaga kerja, pemilihan merek dagang, teknologi, jenis peralatan, dan sebagainya.
Ad.3 Pembelian Hak Lisensi (Franchising/Waralaba)
Pembelian hak lisensi (franchising) dapat merupakan suatu keuntungan tersendiri karena adanya kerjasama antara si pembeli hak lisensi (franchisee) dengan pihak yang hak lisensinya di beli (franchisor). Dalam franchising terjadi hubungan bisnis yang berkesinambungan antara franchisee dengan franchisor. Franchising merupakan suatu persatuan lisensi menurut hukum antara suatu pabrik (manufakturing) atau perusahaan yang menyelenggarakan, dengan penyalur (dealer) untuk melaksanakan kegiatan.
System waralaba (franchising) sendiri di mulai dengan apa yang disebut “product franchise”(Waralaba Produk), yang lebih merupakan usaha keagenan seperti keagenan Mesin Jahit Singer,Keagenan Sepatu Bata, dan sejenisnya.
(1) Tipe-tipe Franchising
Dalam praktek pelaksanaan nya, dijumpai adanya beberapa jenis franchising, yaitu:
1.Trade name franchising
Dalam hal ini, franchise memperoleh hak untuk memproduksi.
2.Product distribution franchising
Dalam hal ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah
tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
3.Pure Franchising/Business format
Dalam hal ini franchisee memperoleh hak seluruhnya, mulai dari
trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian, kualitas, dan lain-lain.
(2) Keuntungan dan Kerugian Franchising
Keuntungan bisnis franchising ditnjukkan oleh:
• Pengalaman dan faktor sukses
• Bantuan keuangan dari franchisor
• Brand name dan reputasi
• Bisnis sudah terbangun
• Standarisasi mutu
• Biaya produksi rendah
• Kesiapan manajemen
• Bantuan manajemen dan teknik
• Profit lebih tinggi
• Perlindungan wilayah
• Memperoleh manfaat market research dan product deveploment
• Risiko gagal kecil
• Franchisor memberikan bantuan berupa:
(a) Pelatihan manajemen dan staf serta rekrutmen karyawan
(b) Pemilihan dan pengkajian lokasi
(c) Rancangan fasilitas dan rencana bangunan
(d) Spesifikasi peralatan dan produk
(e) Dukungan promosi dan iklan
(f) Bantuan pada pembukaan franchise
(g) Bantuan dalam pendanaan
(h) Pengawasan yang berlanjut
Kerugian-kerugian franchising :
• Program pelatihan franchisor terkadang jauh dari harapan
• Franchisor hanya sedikit memberikan kebebasan
Sebelum telah disinggung bahwa franchising memberikan keuntungan bagi franchisee maupun franchisor. Secara umum keuntungan bagi franchisor adalah:
• Usaha berkembang dengan investasi kecil
• Adanya pengembangan outlet
• Memperoleh orang yang lebih gigih
• Diskon yang diperoleh dari skala ekonomi
• Memperoleh masukan yang lebih customerized
4.3 Perkembangan Franchising di Indonesia
Perkembangan usaha Waralaba di Indonesia saat ini dan di masa mendatang mempunyai prospek yang baik dan semakin pesat kemajuannya, karena dapat memberikan manfaat bagi franchisor dan franchiseenya maupun bagi konsumen (mendapatkan jaminan produk yang bermutu), menyediakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja Indonesia.
Franchisee yang berkembang di Indonesia, baik franchise lokal maupun asing, dapat di berikan contoh sebagai berikut:
Franchisee lokal, misalnya:
• Fast food
Contohnya ayam goring Ny Tanzil, California fried chicken, Beef Bowl, Isabento.
• Restaurant/café/bar
Contohnya Ayam goring Mbok Berek, Ayam goreng Ny. Suharti, Kurumaya, Es teller 77, Delly joy, King Fried Chicken & Steak, Laura Arfura, Mie Tek Tek
• Pizza/es krim/donut/cakes
Contohnya Holland Bakerry, Croisant de France, Nila Chandra Cakes
Franchisee asing, misalnya:
• Fast food
Contonya KFC, Texas Fried Chicken, MC Donald, A & W, Wendys, Hoka-Hoka Bento, O La La
• Restaurant/Café/Bar
Contohnya Red Lobster, Panderosa, Sizzler, Hong Bin Lao, Black Angus, Fashion Café, Hard Rock, Kenny Rogers
• Pizza/es krim/yogurt/donut
Contohnya Pizza Hut, Round table pizza, Jolli Bee, Baskin Robins, Dunkin Donuts, Swensens, Yogen Fruzz.
• Soft Drink
Contohnya Green Spot, Coca Cola, Pepsi Cola, Gatorade, dll.
Bidang Usaha Franchisee
 Makanan & Minuman
 Retail (food & non food)
 Salon rambut/kecantikan
 Binatu/jasa perbaikan
 Pelatihan/jasa konsultasi
 Senam kebugaran(fitness) & Perawan jasmani
 Produk
 Printing/photo/furniture
Sedangkan perkembangan franchise local dan asing dari tahun ke tahun adalah:
Tahun Francisee Lokal Franchisee Asing
1991 21 unit 6 unit
1994 21 unit 68 unit
1995 26 unit 113 unit
1996 33 unit 119 unit
1997 36 unit 114 unit
1998 42 unit 105 unit
1999 48 unit 69 unit
Sumber: Bisnis Indonesia, 1999
4.3.1 Kiat-kiat Memilih Usaha Waralaba (franchising)
1. Produk yang dijual harus disukai oleh semua orang.
2. Merek dagang produk harus sudah dikenal, paling sedikit di 5-0 negara. Merek tersebut biasanya sudah sering di publikasikan melalui media massa sehingga dapat langsung memasuki pemasaran dan berkembang begitu outletnya dibuka.
3. Harus standar dalam segala aspek (produk, manajemen, tata ruang dan lain-lain) perusahaan pemberi waralaba telah memiliki balai pendidikan dan fasilitas latihan.
4.3.2 Jenis-Jenis Usaha yang Potensial Di waralabakan
1. Produk dan Jasa Otomotif
2. Bantuan dan Jasa Bisnis
3. Produk dan Jasa Kontruksi
4. Jasa Pendidikan
5.Rekreasi dan Hiburan
6. Fastfood dan Take Away (makanan siap saji)
7. Stan Makanan/Food Stalls
8. Perawatan Kesehatan, medis dan Kecantikan
9. Jasa Membersihkan Karpet, Pemasangan Gorden, Kebersihan Rumah, Perawatan, Perbaikan Furniture dan Barang-barang Manufaktur, dan lain-lain.
10. Eceran/Retailing
4.4 Ciri-Ciri Perusahaan Kecil
Secara umum pengertian perusahaan kecil mengacu pada cirri-ciri berikut:
• Manajemen berdiri sendiri
• Investasi modal terbatas
• Daerah operasinya local
• Ukuran secara keseluruhan relative kecil
Untuk memperjelas gambaran tentang perusahaan kecil, akan dicoba di kontraskan cirri-ciri perusahaan besar seperti berikut:
Perusahaan Kecil Perusahaan Besar
Umumnya di kelola oleh pemiliknya
Stuktur organisasi sederhana
Hubungan pemilik dengan karyawan dekat
Persentase kegagalan perusahaan tinggi
Kurangnya tenaga manajer yang andal
Sulit memperoleh modal jangka panjang
Biasanya di kelola oleh bukan pemiliknya
Struktur organisasinya kompleks
Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
Persentase kegagalan perusahaan rendah
Banyak manajemen handal
Modal jangka panjang biasanya relative mudah di peroleh
4.4.1 Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil
Fakta menunjukkan banyak wiraswastawan memulai aktivitasnya dalam bentuk perusahaan kecil sebelum akhirnya berkembang menjadi besar. Berbagai bidang usaha memberikan kesempatan usaha, tingkat perolehan keuntungan, maupun tingkat risiko yang berbeda-beda. Contoh berbagai bidang usaha tersebut adalah usaha tani, usaha peternakan, industry agroturisme, ( pariwisata pertanian ), usaha jasa dan lain-lain. Dalam berbagai bidang usaha tersebut, dewasa ini perusahaan-perusahaan jasa alternative pilihan yang menarik dan berkembangdengan pesat.
4.4.2 Keuntungan Perusahaan Kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih di mungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relatif kecil, sehingga penyesuain terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
4.4.3 Kelemahan Perusahaan Kecil
Perusahaan dengan ukuran apa saja ( besar, sedang, maupun kecil) selalu mengandung risiko, disamping keuntungannya. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan dan lokasi yang buruk. Pada bagian sbelumnya telah di singgung kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhdap karyawannya.
4.4.4 Mengembangkan Perusahaan Kecil
Untuk mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal; profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, strategi persaingan dan rencana operasi, rencana arus uang kontan, dan analisis pulang pokok ), serta paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang diminta, alasan pembenaran, jadwal pembayaran kembali dan ketentuan-ketentuan pembayaran). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan perusahaan memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan menajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan, dan strategi untuk merencanakan persaingan pasar.
Pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak dapatdi penuhi para pesaing:
• Pelayanan yang lebih baik
• Ruang pamer yang lebih menarik
• Kualitas lebih baik dengan harga sama
• Harga lebih murah dengan kualitas sama
• Jaminan yang lebih baik dalam keselamatan pemakaian produk
• Pelayanan kepada pelanggan dengan pendekatan yang lebih baik
• Pemberian informasi produk dan advertensi yang lebih baik dan menarik
• Susunan toko yang lebih menyenangkan dan nyaman
• Tampilan kemasan yang lebih menarik
4.4.5 Kegagalan perusahaan kecil
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan perusahaan kecil. Sebagaian penyebab kegagalan telah di sebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dan lain-lain. Secara umum, tanda-tanda kegagalan perusahaan di tunjukkan oleh:
• Penjualan yang menurun pada beberapa periode pembukuan
• Perbandingan utang yang semakin tinggi
• Biaya operasi yang saling meningkat
• Pengurangan dalam modal kerja
• Penurunan dalam keuntungan
• Peningkatan kerugian
Bila tanda-tanda kegagalan tersebut mulai terlihat, perlu dipikirkan beberapa tindakan perbaikan berikut :
• Mengurangi biaya-biaya operasi
• Berusaha untuk meningkatkan penjualan melalui perbaikan metode pemasaran maupun iklan
• Peninjauan kembali kerugian-kerugian kredit untuk menghindari risiko-risiko buruk
• Memeriksa ulang posisi persediaan untuk menentukan kecukupan persediaan
4.5 Perbedaan antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur
Usaha Kecil Entrepreneur Teknopreneur
Motivasi
-Sumber hidup-Tingkat keamanan-Bekerja sendiri-Ide khusus-Personaliti pemilik
-Motivasi mendominasi-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan-Akumulasi kekayaan
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan resiko
-sukses dengan teknologi baru-Finansial, nama harum Kepemilikan
-Pendiri/rekan bisnis
-saham pengendali-Maksimalisasi keuntungan
-Penguasaan pasar-Saham kecil dari kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
Gaya Manajerial
-Trial dan error-Lebih personal-Orientasi local
-Menghindari resiko
-Arus kas stabil
-Mengikuti pengalaman
-Profesionalisme-Resiko pada menejeman
-Pengalaman terbatas-Fleksibel-Target strategi global
-Inovasi produk berkelanjutan
Kepemimpinan
-Jalan hidup-Hubungan baik
-Dengan contoh-Kolaborasi-Kemenangan kecil
-Otoritas tinggi-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi-manajemen baru
-Perjuangan kolektif-Sukses masa depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis-Menghargai kontribusi dan pencapaian
R&D dan Inovasi
-Mempertahankan bisnis-Pemilik bertanggung jawab
-Siklus waktu yang lama-Akumulasi teknologi sangat kecil
-Bukan prioritas utama, kesulitas mendapatkan penelitian-Mengandalkan franchise, lisensi
-Memimpin dalan riset dan inovasi, IT, biotek global-Akses ke sumber teknologi
-Bakat sangat tinggi-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
Outsourcing dan Jaringan Kerja
-Sederhana-Lobi bisnis langsung
-Penting tapi sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
-Pengembangan bersama tim outsourcing-Banyak penawaran
-Science and technology park Potensial Pertumbuhan
-Siklus ekonomi-Pemimpin pasar dalam waktu singkat dengan proteksi, monopoli, ologopoli
-Pasar berubah dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi baru
-Aliansi global untuk mempertahankan pertumbuhan
Target Pasar
-Lokal-Kompetisi dengan produk di pasar
-Penekanan biaya -Penguasaan pasar nasional
-Penetrasi pasar mamakan waktu lama-Produk baru untuk pelanggan baru
-Pasar global sejak awal
-jaringan science and tech.park-penekanan time to market, presale dan postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru
Sumber : Amir Sambodo,Makalah Seminar Pengembangan TeknopreneurshipJakarta, 10 Agustus 2006
Teknopreneur adalah pengusahan yang membangun bisnisnya berdasarkan keahliannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menghasilkan prosuk inovatif yang berguna tidak hanya bagi dirinya, tetapi bagi kesejahteraan bangsa dan negaranya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar